Lafran Pane dan keluarga, hidup dalam kesederhanaan. Berkali-kali pindah menyewa rumah, dan terakhir tinggal di komplek IKIP Yogyakarta (sekarang UNY) jl. Mrican 1 E Yogyakarta. Perabotan rumah cukup dan dalam kesederhanaan, tidak terbilang banyak apalagi mewah.
Rumah pribadi, kendaraan pribadi, telepon tidak punya. Kalau Lafran Pane ke kampus memberi kuliah atau ke tempat lain selalu memakai sepeda onthel. Suatu waktu sepeda Lafran Pane di curi atau diamankan mahasiswanya sendiri di IKIP Yogyakarta, dengan maksud agar Lafran Pane tidak naik sepeda lagi ke kampus. Akan tetapi Lafran Pane mengganti sepeda yang hilang itu dengan membeli yang baru.
Mahasiswa yang mengambil sepeda itu memberi tahu kepada Lafran Pane bahwa dialah yang mengambil sepeda itu dengan maksud agar Lafran Pane tidak naik sepeda ke kampus. Mengetahui hal itu Lafran Pane tidak marah, malah Sepeda yang diambil mahasiswa tadi, disuruh ambil oleh Lafran Pane untuk dimiliki, dan Lafran Pane naik sepeda kemanapun pergi.
Begitu juga bersikap, berbuat dan bertindak, Lafran Pane selalu menunjukkan kesederhanaan tidak mau menonjolkan diri. Dalam kesederhanaan itu, Lafran Pane dan istri lebih mementingkan kesuksesan pendidikan anak-anaknya. Biar tidak punya apa-apa asal anak-anak sehat, pintar tidak pernah tinggal kelas dan lancar studinya, karena kalau tinggal kelas biaya sekolah bertambah lagi. Anak-anak Lafran Pane yaitu Dr. Toga Fahruddin Pane (alm), Ir. M. Iqbal Pane dan Dra. Teti Rahmiati Pane, ketiganya sukses dalam studi, lulus tepat pada waktunya dan memperoleh pekerjaan sesuai dengan profesinya.
#YakinUsahaSampai
Sumber buku: Lafran Pane:Penggagas Besar
Komentar