Komisariat sebagai ujung tombak HMI, seharusnya dapat memperoleh anggota baru setiap tahun ajaran baru sebanyak 1/2+1 dari mahasiswa baru yang memasuki fakultas. Sebagai perbandingan, HMI Cabang Jakarta pada tahun 1966-1967 satu kali angkatan Maperca (masa perkenalan calon anggota) diikuti 7500 mahasiswa. Ketika itu ada 3 angkatan maperca, berarti anggota baru HMI Cabang Jakarta pada tahun tersebut sebanyak 22500 orang. HMI Cabang Yogyakarta melaksanakan maperca 3 angkatan, masing-masing 2500 mahasiswa, berarti anggota baru HMI Cabang Yogyakarta pada tahun 1966-1967 sebanyak 7500 orang.
Mahasiswa adalah sumber potensi untuk diolah menjadi anggota HMI, dan akhirnya diolah menjadi kekuatan. Anggota adalah sumber kader, dan kader adalah calon pengurus. Kalau anggota dan pengurus tidak ada, maka dua unsur organisasi tidak terpenuhi, berarti organisasi tidak bisa berdiri.
Salah satu imbas positif kalau anggota HMI itu banyak, bahwa semakin banyak mahasiswa baru masuk HMI tentu bertambah baik bagi perkembangan HMI. Kalau anggota HMI banyak, dengan sendirinya alumninya pun banyak. Berarti dengan sendirinya sumber daya manusia dapat disediakan untuk menempati berbagai posisi dibirokrasi dan kemasyarakatan. Sebaliknya, imbasnya pun bisa negatif yaitu apabila anggota HMI sedikit, otomatis alumninya pun sedikit, walaupun posisi dibirokrasi banyak dengan sendirinya tidak bisa diisi. Dalam suatu perjuangan, posisi itu adalah setengah kemenangan, walaupun HMI tidak semata-mata berjuang untuk memperoleh suatu posisi.
Contoh mutakhir dari kasus ini adalah HMI Komisariat Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ketika akan melaksanakan Latihan Kader 1 bulan oktober 2003, sampai batas akhir pendaftaran, hanya mendapatkan empat orang calon peserta LK1. Karena tidak memungkinkan melaksanakan LK1 dengan peserta hanya 4 orang, maka 4 orang tersebut dikirimkan untuk bergabung dengan peserta LK1 HMI Komisariat Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga di balong, bayen, kalasan, Sleman Yogyakarta tanggal 11-15 oktober 2003.
Eksistensi suatu organisasi sangat ditentukan dari keberadaan anggota sebagai penggerak, pengemudi, penerus, pelanjut dari kehidupan organisasi. Hal ini nampaknya kurang mendapat perhatian serius dari pengurus HMI Komisariat dan pengurus Cabang, tentang arti pentingnya pertambahan anggota secara signifikan setiap tahun akademik baru.
Komisariat adalah ujung tombak keberadaan dari perjuangan HMI. Sebagai aparat yang paling terkemuka dan bertanggung jawab terhadap rekruitment anggota, mempunyai peranan menentukan dan strategis. Basis HMI adalah di fakultas-fakultas kampus, dan di HMI diwadahi dengan Komisariat, sebagai kesatuan organisasi di fakultas dan kampus.
#YakinUsahaSampai
Sumber Buku: 44 Indikator Kemunduran HMI oleh Prof. DR. H. Agussalim Sitompul
Komentar