Eky Syachrudin lahir di Pandeglang, Banten 30 Desember 1939, meninggal di Jakarta 28 Juni 2005 pada umur 65 tahun. Eky Syachrudin adalah seorang politikus, diplomat, aktivis, dan jurnalis Indonesia. Ia juga pernah menjadi Duta Besar Indonesian untuk Kanada pada Juni 2001 sampai Desember 2004. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai fungsionaris Golkar dan menjadi Anggota DPR RI tahun 1997-2001.
Semasa aktif di HMI, Eky Syachrudin pernah menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jakarta periode 1965-1966. Pada Kongres HMI ke-VIII 1966 di Solo, Cak Nur menjagokan Eky Syachrudin untuk menjadi Ketua Umum PB HMI. Cak Nur sangat mengagumi kepiawaian Eky, terutama dalam menggerakkan mahasiswa untuk melakukan demonstrasi anti PKI yang pertama di Tanah Air. Jalannya demonstrasi itu sungguh membuat Cak Nur terkagum-kagum pada kecerdikan Eky.
Pada tanggal 2 Oktober 1965, para mahasiswa termasuk Cak Nur berkumpul di Taman Sunda Kelapa, sekarang Masjid Sunda Kelapa. Di sebelah Taman itu ada rumah Pak Subchan. Di Taman Sunda Kelapa itulah rapat umum pertama anti PKI diadakan. Jumlah peserta sekitar 500 orang. Berbagi tameng pun segera dibuat. Kiyai Marhaban dari PSII diundang untuk memberikan pidato. Harry Tjan Silalahi pun diminta untuk bergabung. Itulah mula-mula Harry Tjan terlibat di lingkaran itu. Jadi, memang bukan hanya pemeluk Islam. Pokoknya semua unsur yang diperkirakan mempunyai bibit-bibit anti PKI di undang dan dilibatkan.
Mahasiswa sejumlah 500 orang itu kemudian di bawa oleh Eky Syachrudin ke Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Indonesia. Kenapa ke Kedutaan Amerika, padahal sasaran yang sebenarnya adalah Kedutaan Besar China? Waktu itu, retorikanya kalau mau dianggap sah di Republik ini harus menunjukkan anti Amerika sehingga harus berdemonstrasi di Kedubes Amerika. Langkah ini dilakukan untuk melindungi maksud yang sebenarnya bahwa para demonstran tersebut adalah anti PKI.
Demonstrasi anti PKI pertama itu dipimpin oleh Eky Syachrudin. Spanduk-spanduk yang dibuat dan dikibarkan juga bertuliskan anti PKI. Duta Besar Amerika waktu itu adalah Marshal Green, rupanya sudah mengetahui akan ada demonstrasi. Sesampainya di Kedubes Amerika, para demonstran tidak bisa masuk karena pintu gerbang sudah ditutup. Dengan berkata-kata menggunakan bahasa Inggris, Eky berhasil membohongi marinir yang menjaga kantor Kedubes. Eky berkata bahwa bapak Duta Besar sudah setuju bertemu dengan perwakilan demonstran. Tanpa bertanya lagi, para penjaga itu mempersilakan sekitar 5 wakil demonstran untuk masuk dan bertemu dengan Duta Besar.
Duta Besar Amerika Serikat Marshal Green keluar menemui para demonstran. Eky Syachrudin segera menjelaskan kepada Duta Besar bahwa demonstrasi ini hanyalah sandiwara belaka. Sebab tujuan sebenarnya adalah Kedubes China. Mendengar penjelasan Eky semacam itu, Marshal Green langsung mau tertawa, tetapi segera ditahannya agar terlihat tetap serius. Saat itulah, Marshal Green memberi tahu bahwa di Kedubes China banyak sekali senjata.
Kepandaian, kecerdikan, keberanian Eky Syachrudin dalam menggalang massa dan melakukan demonstrasi itulah membuat Cak Nur merasa kagum kepadanya.
Note: Meskipun Cak Nur menjagokan Eky Syachrudin pada kongres 1966 tetapi tak disangka Cak Nur lah yang terpilih.
Sumber Buku: Cak Nur Sang Guru Bangsa oleh Muhammad Wahyu Nafis.
Komentar