Langsung ke konten utama

Kepribadian Kader HMI


  Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Maksud dari penyesuaian diri adalah suatu proses respon individu baik yang bersifat behavorial maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi, dan konflik serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. 

  Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan yang lainnya. Keunikan itu didukung oleh keadaan struktur psikofisik nya, misalnya kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektif nya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

  Dengan demikian, kepribadian Kader merupakan karakteristik yang mesti ada pada diri kader HMI dalam menjalankan tugas dan misinya sebagai kader umat dan bangsa. Kepribadian Kader yang dimaksud di istilahkan dengan Muslim-Intelegensia. Istilah Muslim disini merujuk pada identitas manusia sebagai orang yang menganut agama Islam dengan sempurna (kaffah), yang diikuti oleh pelaksanaan segala kewajiban-kewajibannya sebagai hamba Allah dengan tanpa terkecuali mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman dalam konteks kehidupan berbangsa.

  Sedangkan istilah Intelegensia merujuk pada sebuah starata sosial dan mengindikasikan "respon kolektif" dari identitas kolektif tertentu, sebagai refleksi dari kesamaan pendidikan, psiko-sosiografis, sistem nilai, habitus, dan ingatan kolektif yang sama. Dari kedua istilah tersebut, maka HMI dengan sungguh-sungguh berupaya untuk mewujudkan kualitas kader muslim-Intelegensia, yang mempunyai ciri-ciri kualitas (karakteristik) sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan membumikan ajaran-ajaran islam dalam amaliyah sehari-hari dan perilaku dengan Indikator minimum sebagai berikut:
a). Membaca Alquran dengan baik dan benar secara dawam.
b). Menjalankan Sholat lima waktu secara dawam.
c). Jujur, tawadhu, amanah, qona'ah.
d). Toleran, tenggang rasa, dan memiliki empati.

2.Memiliki kemampuan mentransformasikan dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dalam lingkup kehidupan dimana ia berpijak. Dengan Indikator minimum sebagai berikut:
a). Berpendidikan tinggi dengan ipk sangat memuaskan, berpengetahuan luas, berfikir rasional, objektif dan kritis.
b). Menguasai minimal dua bahasa asing (bahasa inggris dan arab).
c). Dapat membuat tulisan ilmiah yang tersetifikasi.
d). Dapat memberikan solusi alternatif dalam mengatasi persoalan keumatan dan kebangsaan.
e). Sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.

3. Memiliki kemampuan leadership dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan Indikator minimum sebagai berikut:
a). Dapat menganalisa, merancang, memformulasikan, mentransformasikan, dan mengimplementasikan sebuah perubahan sosial yang dilandasi nilai-nilai keillahian demi terwujudnya peradaban ideal yang di cita-citakan.
b). Mampu membentuk "unity personality" dalam dirinya (berintegritas).
c). Mandiri, berani, tegas dan bertanggung jawab.
d). Pro aktif dan mampu membawa perubahan sesuai cita-cita (ideologi) dilingkungannya.

    Dengan demikian kepribadian Kader HMI "Muslim Intelegensia" itu merupakan kesatuan dari kualitas-kualitas yang termaktub diatas. Oleh karena itu keseluruhan arah dan proses perkaderan diarahkan demi terwujudnya kualitas-kualitas sebagai yang dimaksudkan.

#YakinUsahaSampai

Sumber: Pedoman Perkaderan 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sindikat NDP HMI

sumber foto: Yakusa Blog RPP/SINDIKAT MATERI NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) HMI Tujuan Pembalajaran Umum: Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta substansi materi secara garis besar dalam organisasi. Tujuan Khusus: 1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam organisasi. 2.Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan. 3.Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran. 4.Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta. 5.Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia. 6.Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat. 7.Peserta dapat menjalankan hubungan antara iman, ilmu dan amal. Metode: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab Bahan: Buku-buku filsafat, NDP, papan tulis, spidol dan kebutuhan lain yang relevan. Waktu: 14 Jam Evaluasi: Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1.Sejarah perumusan NDP dan keduduk

Hymne HMI Hasil Kongres ke XXX di Ambon 2018

foto: R.M.Akbar HYMNE HMI Cipt.R.M.Akbar (HMI Cabang Medan) “Bersyukur dan ikhlas Himpunan Mahasiswa Islam Yakin usaha sampai Untuk kemajuan Hidayah dan taufik Bahagia HMI Berdo’a dan ikrar Menjunjung tinggi syiar islam Turut Al-qur’an hadist Jalan keselamatan Ya allah berkati Bahagia HMI” Catatan: Hymne HMI disahkan pada Kongres ke V di Medan tanggal 24-31 Desember 1957. Pada Kongres ke XXX di Ambon 2018, Hymne HMI mengalami perubahan pada teks Turut Qur’an dan hadist menjadi Turut Al-quran hadist. Sumber foto: Yakusa Blog

Pemikiran Anas Urbaningrum: HMI Harus Mereformasi Diri

 Pendapat ini disampaikan Anas Urbaningrum sebagai konsep jabatannya ketika diadakan pelantikan PB HMI periode 1997-1999 dan serah terima jabatan tanggal 27 September 1997. Walaupun dikatakan bahwa pemikiran ini merupakan visi HMI 2 tahun kedepan, yang perlu disahuti kader HMI agar organisasi ini senantiasa solid menghadapi tantangan zaman yang terus bergejolak. Namun nampaknya pemikiran yang disampaikan Anas Urbaningrum tersebut masih relevan untuk menjadi wacana untuk membangun kembali citra HMI      Anas Urbaningrum berpendapat bahwa dari kacamata sosiologis, posisi sosial HMI kini sedang tinggi. Ini lantaran ditopang pilar-pilar yang kokoh, salah satunya berupa kiprah dan peran alumninya. Namun ironisnya gemerlap prestasi sosial itu justru di ikuti menurunnya gradasi HMI pada berbagai dimensinya.    Saat ini HMI tengah gencar-gencarnya menerima kritik. Berbagai ragam kritik itu jika disarikan mengerucut pada pada 3 hal. Pertama, macetnya reproduksi intelektual . Ke