Karena kepeloporan dan keberhasilan HMI, ada golongan yang iri dan tidak senang serta tidak rela kalau HMI besar dan jaya. HMI dipandang sebagai penentang, penghalang, dan musuh utama bagi tercapainya tujuan politik mereka. Golongan ini tidak lain adalah Partai Komunis Indonesia dan antek-anteknya, yang menginginkan dan menargetkan agar HMI dapat dibubarkan sebelum meletusnya Gestapu PKI.
Fitnah, hasutan, tuduhan dari paling baik sampai yang terkeji dialamatkan kepada HMI, seperti HMI anti Pancasila, anti Bung Karno, antek DI/TII, antek Masyumi, terlibat PRRI/Permesta. Masa tantangan itu berjalan 16 bulan, dan puncak dari usaha PKI untuk membubarkan HMI, mencapai klimaksnya 1 hari sebelum terjadinya Gestapu PKI, dimana DN Aidit menghasut Presiden Soekarno mengomandokan Pembubaran HMI. Bagi HMI, masa tantangan itu adalah masa yang indah, karena HMI telah diperkaya dengan pengalaman yang sangat besar nilainya, yang belum pernah dijumpai organisasi mahasiswa manapun di dunia.
HMI dipalu makin maju, diarit makin bangkit, disundang semakin menantang. Tidak ada alternatif bagi seluruh warga dan alumni HMI, kecuali membela dan mempertahankan HMI sampai titik darah yang penghabisan, karena HMI berada di pihak yang benar. Begitu pula umat Islam, dimana HMI merupakan bagian darinya, dengan kebulatan tekad, juga akan membela HMI sampai titik darah yang penghabisan.
Rongrongan terhadap HMI dianggap merupakan rongrongan terhadap seluruh umat Islam. Karena itu, harus di hadapi dengan segala daya dan upaya. HMI merupakan taruhan terakhir dari umat Islam, yang harus di selamatkan dari sapu pembubaran sebagaimana yang telah di alami Masyumi dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), yang bubar atas hasutan dan fitnah PKI, masing-masing tanggal 17 Agustus 1960 dan 10 Juli 1963.
Patriotisme HMI yang ditunjukkan tangggal 13 September 1965, pada waktu diselenggarakan Apel generasi muda Islam Jakarta Raya untuk membela HMI, merupakan bukti cinta kasih warganya yang mendalam kepada HMI, dengan mengarak spanduk yang berbunyi Langkahi Mayatku sebelum ganyang HMI. Warga HMI satu pun belum ada yang menjadi mayat, tetapu sebaliknya orang-orang PKI dan CGMI telah banyak mati konyol karena petualangan dan kebiadabannya dengan pemberontakan Gestapunya, dan malah disusul pembubaran dan pelarangan PKI dan organisasi massanya oleh pengemban Supersemar Letnan Jenderal Soeharto tanggal 12 Maret 1966, tetapi HMI selamat, tidak bubar.
Tujuan utama pembubaran HMI itu adalah, untuk memotong kader-kader umat Islam dan bangsa Indonesia yang akan dibina dan dicetak HMI. Andaikan HMI bubar tahun 1965, kita tidak akan bertemu di forum-forum HMI, dan pembentukan kader bangsa lewat HMI akan putus.
Ini semua merupakan bukti nyata, bahwa HMI adalah benteng Pancasila, benteng bangsa Indonesia dan umat Islam, yang secara langsung, fusik, dan ideologis telah berhadapan disertai dengan dialog-dialog politik dengan Partai Komunis Indonesia, organisasi massanya serta antek-anteknya, sejak kelahiran HMI 14 Rabiul Awal 1366 Hijriah bertepatan dengan 5 Februari 1947 hingga bubarnya PKI tahun 1966. Ini pun merupakan sumbangan nyata dan konkret dari HMI, yang telah turun ke gelanggang pertarungan melawan PKI tanpa di bayar siapa pun.
#YakinUsahaSampai
Sumber buku: Citra HMI karya Prof.Agussalim Sitompul
Komentar