Langsung ke konten utama

Dualisme PB HMI Periode 2002-2004 dan Cara Penyelesaiannya Part 2


 Untuk mengkomunikasikan konsep itu, hari jumat 06 Februari 2003 Agussalim Sitompul menelfon Kholis Malik lewat hp-nya untuk bertemu 4 mata. Jawaban Kholis Malik ketika itu ia sedang dikejar-kejar orang. Menurut yang di dengar Agussalim Sitompul, Kholis Malik dikejar-kejar bukan dalam arti negatif akan tetapi dicari-cari oleh tim yang ditugaskan sidang pleno agar Kholis Malik dapat hadir diarena Sidang Pleno untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul di PB HMI. Kholis Malik berjanji,  selepas jumat akan menelfon Agussalim Sitompul untuk bertemu 4 mata. 
 Agussalim Sitompul berpesan kepada Muchlis Tapi Tapi, kalau Kholis Malik datang ke arena sidang pleno atau terjadi sesuatu, saya segera diberitahu. Ternyata sampai sidang pleno PB HMI berakhir, Kholis Malik tidak nampak sama sekali. Ketidak hadiran Kholis Malik, maka sidang pleno PB HMI memutuskan mem-Pj-kan ketua umum PB HMI kepada Muchlis Tapi Tapi, kemudian menyusun struktur dan personalia PB HMI dengan Sekjend Hery Susanto

 Agussalim Sitompul bertemu dengan Kholis Malik 5 bulan kemudian tanggal 03 juli 2003, pada saat deklarasi penyelesaian konflik dalam tubuh HMI. Seandainya konsep yang diajukan Agussalim Sitompul diterima kedua belah pihak, insyaAllah  HMI tetap utuh. Semestinya Kholis Malik sebagai pimpinan tertinggi HMI harus berpikir jangka panjang seperti dilakukan oleh Lafran Pane pada tahun 1947 seperti diceritakan sebelumnya. Akan tetapi begitulah perjalanan HMI berlangsung, penuh rona dan peristiwa, baik yang manis maupun yang pahit. 
 Walaupun sidang pleno PB HMI sudah memutuskan mem-Pj-kan jabatan ketua umum PB HMI, Kholis Malik dkk, melalui surat nomor: 264/A/12/1423, tanggal 08 februari 2003 tentang instruksi pengamanan organisasi yang prinsipnya tidak mengakui hasil sidang pleno PB HMI tanggal 5-9 februari 2003. Kholis Malik dan kawan-kawan tetap bertahan dan bertindak sebagai PB HMI. Alhamdulillah lebih cepat dari yang diperkirakan, kedua kubu ini dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang menimpanya, dapat menyelesaikan segala persoalan dengan baik dari berbagai perbedaan pendapat. Hal ini terlihat dengan ditandatanganinya Deklarasi Kesepakatan Bersama Penyelesaian Konflik HMI, antara Kholis Malik dan Muchlis Tapi Tapi sebagai pejabat ketua umum PB HMI. Deklarasi itu ditandatangani di sekretariat PB HMI Jl Diponegoro 16 Jakarta Pusat tanggal 31 Juli 2003.

 Kedua belah pihak bersepakat untuk menyelenggarakan kongres bersama sebagai penyelesaian akhir dari konflik yang terjadi dari seluruh hasil perundingan yang telah dilakukan oleh tim negosiasi kedua belah pihak. Semua peristiwa itu sudah lewat, sebagai peristiwa sejarah untuk tidak terulang kembali. Untunglah kedua belah pihak menyadari dengan cepat tentang kekurangan itu, dan berhasil membawa Kholis-Muchlis untuk islah menorehkan deklarasi kesepakatan mengakhiri konflik yang membuahkan terlaksananya Kongres HMI ke 24 yang dipercepat.
 Ketika pembacaan deklarasi Agussalim Sitompul hadir ikut menyaksikan peristiwa bersejarah itu. Oleh pimpinan sidang Muhammad Sarmuji, Agussalim Sitompul diberi kesempatan untuk memberikan komentar. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Agussalim Sitompul membacakan syair yang berjudul Kedamaian (lihat lampiran 3 buku 44 Indikator kemunduran HMI), yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Syair itu dibacakan Agussalim Sitompul sambil berdiri. Karena saking terharunya dan rasa gembira yang mendalam, bersatunya kembali HMI. Sekujur tubuh Kanda Agussalim Sitompul gemetar sambil meneteskan air mata. Karena tidak kuat berdiri lagi, pembacaan syair dilanjutkan dengan duduk.

 Tanda kegembiraan dan keharuan itu membuat yang hadir dalam ruangan sidang pleno PB HMI banyak yang meneteskan air mata. Semua pihak berharap agar konflik yang terjadi dalam tubuh HMI segera berakhir, untuk dapat bangkit kembali dari keterpurukan yang sudah berlangsung hampir seperempat abad. 

 Kongres HMI ke 24, kini tengah berlangsung. Kongres sebagai instansi tertinggi di HMI yang akan menentukan perjalanan HMI ke depan yang penuh tantangan itu, peserta kongres dengan cerdas, cermat dapat menemukan konsep untuk kebangkitan kembali HMI. Data-data historis dari deklarasi kesepakatan penyelesaian konflik PB HMI dapat di lihat pada lampiran 4, 5, dan 6.

#YakinUsahaSampai 

Sumber buku: 44 Indikator Kemunduran HMI karya Prof. DR. H. Agussalim Sitompul 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sindikat NDP HMI

sumber foto: Yakusa Blog RPP/SINDIKAT MATERI NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) HMI Tujuan Pembalajaran Umum: Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta substansi materi secara garis besar dalam organisasi. Tujuan Khusus: 1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam organisasi. 2.Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan. 3.Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran. 4.Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta. 5.Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia. 6.Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat. 7.Peserta dapat menjalankan hubungan antara iman, ilmu dan amal. Metode: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab Bahan: Buku-buku filsafat, NDP, papan tulis, spidol dan kebutuhan lain yang relevan. Waktu: 14 Jam Evaluasi: Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1.Sejarah perumusan NDP dan keduduk

Hymne HMI Hasil Kongres ke XXX di Ambon 2018

foto: R.M.Akbar HYMNE HMI Cipt.R.M.Akbar (HMI Cabang Medan) “Bersyukur dan ikhlas Himpunan Mahasiswa Islam Yakin usaha sampai Untuk kemajuan Hidayah dan taufik Bahagia HMI Berdo’a dan ikrar Menjunjung tinggi syiar islam Turut Al-qur’an hadist Jalan keselamatan Ya allah berkati Bahagia HMI” Catatan: Hymne HMI disahkan pada Kongres ke V di Medan tanggal 24-31 Desember 1957. Pada Kongres ke XXX di Ambon 2018, Hymne HMI mengalami perubahan pada teks Turut Qur’an dan hadist menjadi Turut Al-quran hadist. Sumber foto: Yakusa Blog

Pemikiran Anas Urbaningrum: HMI Harus Mereformasi Diri

 Pendapat ini disampaikan Anas Urbaningrum sebagai konsep jabatannya ketika diadakan pelantikan PB HMI periode 1997-1999 dan serah terima jabatan tanggal 27 September 1997. Walaupun dikatakan bahwa pemikiran ini merupakan visi HMI 2 tahun kedepan, yang perlu disahuti kader HMI agar organisasi ini senantiasa solid menghadapi tantangan zaman yang terus bergejolak. Namun nampaknya pemikiran yang disampaikan Anas Urbaningrum tersebut masih relevan untuk menjadi wacana untuk membangun kembali citra HMI      Anas Urbaningrum berpendapat bahwa dari kacamata sosiologis, posisi sosial HMI kini sedang tinggi. Ini lantaran ditopang pilar-pilar yang kokoh, salah satunya berupa kiprah dan peran alumninya. Namun ironisnya gemerlap prestasi sosial itu justru di ikuti menurunnya gradasi HMI pada berbagai dimensinya.    Saat ini HMI tengah gencar-gencarnya menerima kritik. Berbagai ragam kritik itu jika disarikan mengerucut pada pada 3 hal. Pertama, macetnya reproduksi intelektual . Ke