Langsung ke konten utama

Pendiri HMI Yang Tak Dikenal Oleh Panitia Kongres


  Kongres VIII HMI di Surakarta (Solo) tahun 1966 mendapatkan pengawasan dan penjagaan yang sangat ketat, karena dikhawatirkan ada musuh dalam selimut masuk ke arena kongres yang bisa merusak suasana. Penjagaan dan pengawasan ketat dilakukan kepada siapa saja yang ingin masuk ke arena kongres tidak boleh masuk tanpa undangan ataupun surat keterangan.

   Pada saat itu Lafran Pane yang dikenal sebagai pemrakarsa berdirinya HMI, ingin masuk ke arena kongres tanpa membawa undangan maupun surat keterangan. Panitia yang menjaga pintu masuk, tentunya adalah kader-kader muda yang sama sekali belum kenal dengan Lafran Pane. 

   Dengan disiplin yang tinggi, kader-kader muda tadi yang menjadi bagian dari keamanan tidak membolehkan Lafran Pane masuk. Kedua belah pihak sama-sama memegang pendiriannya, yaitu disatu pihak panitia tidak membolehkannya masuk, dan dilain pihak Lafran Pane bersikeras mau masuk ke arena kongres. Lafran Pane mengira di pintu masuk arena kongres ada kader HMI atau panitia pelaksana yang mengenalnya, yang walaupun tanpa undangan boleh masuk ke arena kongres.

   Akhirnya panitia pelaksana kewalahan menghadapi Lafran Pane. Lantas mereka mendatangi Ketua Umum PB HMI dr. Sulastomo, menyampaikan kasus itu. Sulastomo menanyakan seperti apa orangnya. Dijawab, orangnya gemuk berperawakan pendek dan berkulit putih. Sesampai di pintu gerbang, begitu Sulastomo melihat orang yang bersikeras ingin masuk ke arena kongres itu adalah Lafran Pane, Sulastomo sangat kaget disertai rasa haru dan hormat. Sulastomo kemudian berkata kepada Panitia, kalian tidak mengenal Lafran Pane sebagai pemrakarsa berdirinya HMI. Kalau Lafran Pane tidak ada, HMI pun tidak ada, dan kongres ini pun dengan sendirinya tidak ada. Panitia Pelaksana dengan rasa hormat lalu minta maaf kepada Lafran Pane atas kejadian itu.

   Dengan rendah hati pula, Lafran Pane tidak marah kepada anak-anak HMI itu. Dia maklum, banyak generasi baru masuk HMI yang belum tentu kenal dengan dirinya sebagai pendiri HMI. Lafran Pane juga bangga karena banyak kader-kader tidak kenal dengan dia. Kalau yang dikenal hanya Sulastomo, Yusuf Syakir, Firdaus Wajdi, Mari'e Muhammad, Nazar E. Nasution, berarti tidak ada pertambahan anggota HMI, ujar Lafran Pane menanggapi kejadian itu.

   Bersama Sulastomo dan diiringi bagian keamanan, Lafran Pane masuk ke arena kongres dan disambut tepuk tangan yang sangat meriah, sebagai tanda hormat dan kecintaan mereka. Karena dengan didirikannya HMI mereka bertemu muka, bertemu pikiran di arena kongres membicarakan HMI kedepan. 

#YakinUsahaSampai

Sumber Buku: Lafran Pane: Jejak hayat dan pemikirannya oleh Hariqo Wibawa Satria 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sindikat NDP HMI

sumber foto: Yakusa Blog RPP/SINDIKAT MATERI NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) HMI Tujuan Pembalajaran Umum: Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta substansi materi secara garis besar dalam organisasi. Tujuan Khusus: 1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam organisasi. 2.Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan. 3.Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran. 4.Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta. 5.Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia. 6.Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat. 7.Peserta dapat menjalankan hubungan antara iman, ilmu dan amal. Metode: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab Bahan: Buku-buku filsafat, NDP, papan tulis, spidol dan kebutuhan lain yang relevan. Waktu: 14 Jam Evaluasi: Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1.Sejarah perumusan NDP dan keduduk

Dualisme PB HMI Periode 2002-2004 dan Cara Penyelesaiannya Part 1

 Kongres ke-23 HMI di Asrama Haji Balikpapan Kalimantan Timur tanggal 22 April-1 mei 2002, telah memilih dan menetapkan Kholis Malik (HMI Cabang Yogyakarta), sebagai ketua umum PB HMI periode 2002-2004. Kholis Malik menang atas Ahmad Doli Kurniawan. Beberapa saat setelah kongres ditutup, tersiar luas berita bahwa Kholis Malik tidak lagi berstatus sebagai Mahasiswa, maka otomatis tidak lagi menjadi anggota HMI. Maka berarti terpilihnya Kholis Malik tidak memenuhi syarat dan dengan sendirinya batal, maka perlu dilaksanakan kongres luar biasa HMI sekarang juga, karena peserta belum pulang ke Cabang masing-masing. Akan tetapi suara-suara sumbang itu dapat diredam. Struktur dan susunan PB HMI periode 2002-2004 pun terbentuk, posisi Sekretaris Jenderal PB HMI dipegang Muchlis Tapi Tapi.   Dari kasus ini pada pertengahan bulan mei 2002 data secara tertulis menunjukkan bahwa Kholis Malik dengan keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor: 406/SK/R/UI/2001, Tentang Pemberhentian Sebag

Detik-Detik Kelahiran HMI Dan Kata-Kata Lafran Pane

 Setelah mengalami berbagai hambatan yang cukup berat selama kurang lebih 3 bulan, detik-detik kelahiran organisasi mahasiswa islam akhirnya datang juga. Saat itu adalah hari-hari biasa mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI)  datang sebagaimana biasanya untuk mengikuti kuliah-kuliah, tanpa diduga dan memang sudah takdir Tuhan, mahasiswa-mahasiswa yang selama ini menentang keras kelahiran HMI tidak hadir mengikuti perkuliahan.  Saat itu jam kuliah tafsir, dosennya Hussein Yahya, Lafran Pane meminta izin kepada beliau. Mengetahui Lafran Pane selaku ketua III Senat Mahasiswa STI, Hussein Yahya mengizinkan meskipun ia belum tahu pasti tujuan pertemuan itu, namun ia tertarik menyaksikan peristiwa itu.   Akhirnya, dengan segala persiapan, saat itu hari Rabu pon 1878, 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 05 Februari 1947 M, jam 16:00 Wib bertempat di salah satu ruangan kuliah STI, jalan Setyodiningratan, masuklah mahasiswa Lafran Pane, langsung berdiri di depan k